Kamis, 13 Januari 2011

Sedikit tentang Ka'bah

Ka’bah, rumah Allah sejuta
ummat muslim merindukan
berkunjung dan menjadi tamu
– tamu Allah sang maha
pencipta. Kiblatnya (arah)
ummat muslim dalam
melaksanakan sholat, dari
negara manapun semua
ibadah sholat menghadap ke
kiblat ini.
Istilah Ka’bah adalah bahasa
al quran dari kata “ka’bu” yg
berarti “mata kaki” atau
tempat kaki berputar
bergerak untuk melangkah.
Ayat 5/6dalam Al-quran
menjelaskan istilah itu dg
“ Ka’bain” yg berarti ‘dua
mata kaki’ dan ayat 5/95-96
mengandung istilah ‘ka’bah’
yg artinya nyata “mata bumi”
atau “sumbu bumi” atau
kutub putaran utara bumi.
Neil Amstrong telah
membuktikan bahwa kota
Mekah adalah pusat dari
planet Bumi. Fakta ini telah di
diteliti melalui sebuah
penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk
pertama kalinya melakukan
perjalanan ke luar angkasa
dan mengambil gambar planet
Bumi, dia berkata, “Planet
Bumi ternyata menggantung
di area yang sangat gelap,
siapa yang
menggantungnya ?. ”
Para astronot telah
menemukan bahwa planet
Bumi itu mengeluarkan
semacam radiasi, secara resmi
mereka mengumumkannya di
Internet, tetapi sayang nya
21 hari kemudian website
tersebut raib yang
sepertinya ada alasan
tersembunyi dibalik
penghapusan website
tersebut.
Setelah melakukan penelitian
lebih lanjut, ternyata radiasi
tersebut berpusat di kota
Mekah, tepatnya berasal dari
Ka ’Bah. Yang mengejutkan
adalah radiasi tersebut
bersifat infinite ( tidak
berujung ), hal ini terbuktikan
ketika mereka mengambil
foto planet Mars, radiasi
tersebut masih berlanjut
terus.
Para peneliti Muslim
mempercayai bahwa radiasi ini
memiliki karakteristik dan
menghubungkan antara
Ka ’Bah di planet Bumi dengan
Ka’bah di alam akhirat.
Makkah Pusat Bumi
Prof. Hussain Kamel
menemukan suatu fakta
mengejutkan bahwa Makkah
adalah pusat bumi. Pada
mulanya ia meneliti suatu
cara untuk menentukan arah
kiblat di kota-kota besar di
dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik
garis-garis pada peta, dan
sesudah itu ia mengamati
dengan seksama posisi
ketujuh benua terhadap
Makkah dan jarak masing-
masing. Ia memulai untuk
menggambar garis-garis
sejajar hanya untuk
memudahkan proyeksi garis
bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari
pekerjaan yang sulit dan
berat itu, ia terbantu oleh
program-program komputer
untuk menentukan jarak-
jarak yang benar dan variasi-
variasi yang berbeda, serta
banyak hal lainnya. Ia kagum
dengan apa yang ditemukan,
bahwa Makkah merupakan
pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan
menggambar suatu lingkaran
dengan Makkah sebagai titik
pusatnya, dan garis luar
lingkaran itu adalah benua-
benuanya. Dan pada waktu
yang sama, ia bergerak
bersamaan dengan keliling
luar benua-benua tersebut.
(Majalah al-Arabiyyah, edisi
237, Agustus 1978).
Gambar-gambar Satelit, yang
muncul kemudian pada tahun
90-an, menekankan hasil
yang sama ketika studi-studi
lebih lanjut mengarah kepada
topografi lapisan-lapisan bumi
dan geografi waktu daratan
itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang
mapan secara ilmiah bahwa
lempengan-lempengan bumi
terbentuk selama usia geologi
yang panjang, bergerak
secara teratur di sekitar
lempengan Arab. Lempengan-
lempengan ini terus menerus
memusat ke arah itu seolah-
olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan
untuk tujuan yang berbeda,
bukan dimaksud untuk
membuktikan bahwa Makkah
adalah pusat dari bumi.
Bagaimanapun, studi ini
diterbitkan di dalam banyak
majalah sain di Barat.
Allah berfirman di dalam al-
Qur ’an al-Karim sebagai
berikut:‘Demikianlah Kami
wahyukan kepadamu Al
Qur ’an dalam bahasa Arab
supaya kamu memberi
peringatan kepada Ummul
Qura (penduduk Makkah) dan
penduduk (negeri-negeri)
sekelilingnya.. ’ (asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul Qura’ berarti
induk bagi kota-kota lain, dan
kota-kota di sekelilingnya
menunjukkan Makkah adalah
pusat bagi kota-kota lain,
dan yang lain hanyalah
berada di sekelilingnya. Lebih
dari itu, kata ummu (ibu)
mempunyai arti yang penting
di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu
adalah sumber dari
keturunan, maka Makkah
juga merupakan sumber dari
semua negeri lain,
sebagaimana dijelaskan pada
awal kajian ini. Selain itu, kata
‘ ibu’ memberi Makkah
keunggulan di atas semua
kota lain.
Makkah atau Greenwich
Berdasarkan pertimbangan
yang seksama bahwa Makkah
berada tengah-tengah bumi
sebagaimana yang dikuatkan
oleh studi-studi dan gambar-
gambar geologi yang
dihasilkan satelit, maka
benar-benar diyakini bahwa
Kota Suci Makkah, bukan
Greenwich, yang seharusnya
dijadikan rujukan waktu
dunia. Hal ini akan mengakhiri
kontroversi lama yang dimulai
empat dekade yang lalu.
Ada banyak argumentasi
ilmiah untuk membuktikan
bahwa Makkah merupakan
wilayah nol bujur sangkar
yang melalui kota suci
tersebut, dan ia tidak
melewati Greenwich di Inggris.
GMT dipaksakan pada dunia
ketika mayoritas negeri di
dunia berada di bawah
jajahan Inggris. Jika waktu
Makkah yang diterapkan,
maka mudah bagi setiap
orang untuk mengetahui
waktu shalat.
Makkah adalah Pusat dari
lapisan-lapisan langit
Ada beberapa ayat dan
hadits nabawi yang
menyiratkan fakta ini. Allah
berfirman, ‘Hai golongan jin
dan manusia, jika kamu
sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka
lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya melainkan
dengan kekuatan. ’ (ar-
Rahman:33)
Kata aqthar adalah bentuk
jamak dari kata ‘qutr’ yang
berarti diameter, dan ia
mengacu pada langit dan bumi
yang mempunyai banyak
diameter.
Dari ayat ini dan dari
beberapa hadits dapat
dipahami bahwa diameter
lapisan-lapisan langit itu di
atas diameter bumi (tujuh
lempengan bumi). Jika Makkah
berada di tengah-tengah
bumi, maka itu berarti bahwa
Makkah juga berada di
tengah-tengah lapisan-lapisan
langit.
Selain itu ada hadits yang
mengatakan bahwa Masjidil
Haram di Makkah, tempat
Ka ‘bah berada itu ada di
tengah-tengah tujuh lapisan
langit dan tujuh bumi
(maksudnya tujuh lapisan
pembentuk bumi).
Sumber : http://
info.idamanmu.com/2011/
berita-terpanas/inilah-
misteri-kabah-yang-
menggegerkan-nasa/

0 komentar:

Posting Komentar